
Top Down Analysis adalah suatu pendekatan investasi dengan melihat dari faktor makroekonomi, lanjut ke level mikro hingga ke perusahaan. Strategi ini seringkali digunakan oleh investor untuk melihat tren dalam jangka yang sangat panjang. Sehingga investor dengan mudah menemukan perusahaan hanya melihat dari sektornya saja secara keseluruhan.

Pendekatan ini juga sering digunakan oleh para manajer investasi yang mengelola uang sangat banyak. Sehingga proses diversifikasi dilakukan dengan sangat mudah. Namun, praktiknya tidak semudah itu. Investor juga harus update berita nasional maupun internasional. Kadang dalam pemilu juga menjadi faktor dalam keberhasilan metode top down analysis.
Langkah-Langkah dalam Top Down Analysis
Berikut kiat-kiat dalam pendekatan top down analysis yang dapat investor lakukan:

1. Analisis Makroekonomi
Dengan memahami analisis ekonomi, investor menjadi lebih tenang dan yakin dalam mengelola portofolionya. Adapun beberapa faktor utama dalam analisis makroekonomi, seperti:
- Pertumbuhan Ekonomi (GDP): Negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi seperti Indonesia cenderung memberikan peluang investasi yang baik.
- Tingkat Suku Bunga dan Inflasi: Suku bunga rendah menjadi salah satu faktor dalam analisis makroekonomi karena menumbuhkan kredit yang lebih murah. Serta inflasi yang stabil dapat meningkatkan daya beli masyarakat khususnya pada saham.
- Kebijakan Moneter dan Fiskal: Kebijakan pemerintah juga berperan penting dalam meningkatkan ekonomi dalam suatu negara.
- Faktor Geopolitik: Perang dan pandemi menjadi salah satu indikator yang berperan besar dalam ekonomi. Perang berkepanjangan mengakibatkan investor ragu dalam berinvestasi.
2. Analisis Sektoral
Setelah memahami makroekonomi, kita bisa kerucutkan kembali lebih tajam ke dalam analisis sektoral. Hal ini diperlukan untuk mempertajam analisa investor lebih dalam. Untuk mengetahui sektor mana yang sedang diperbincangkan, kamu bisa cek performa sektor saat ini.
Sektor-sektor seperti teknologi dan energi menjadi pilar utama dalam ekonomi Indonesia. Tetapi bukan berarti sektor tradisional bisa kita tinggalkan. Namun dengan memilih sektor yang tepat membuat kamu lebih untung maksimal dalam berinvestasi.
Catatan: Untuk tipe investor ini biasanya mengambil momentum investasi dengan holding period di 1 hingga 2 tahun.
3. Analisis Perusahaan
Skema terakhir dalam analisis ini yaitu analisis perusahaan. Walaupun didukung oleh ekonomi dan sektor yang baik, bukan berarti manajemen perusahaan tidak kita perhitungkan. Coba untuk sedikit analisa laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan, laba dan arus kas.
Selain itu lihat juga produk atau jasa yang ditawarkan, apakah perusahaan memiliki inovasi dalam hal pengembangan. Perusahaan yang baik selalu memiliki keunggulan dan cenderung lebih sukses.
Tim manajemen yang berpengalaman menjadi poin plus dalam analisis perusahaan. Bisa kamu cek berita-berita atau track record selama berkarir di profesional. Dengan berita positif maka bisa membuat kamu lebih yakin dalam berinvestasi dan mendapat keuntungan maksimal.
Tools dan Indikator yang Digunakan
Beberapa alat dan indikator yang bisa kamu jadikan acuan dalam top down analysis sebagai berikut:
1. Data Makroekonomi
Sumber data seperti Bloomberg, Trading Economics untuk data secara global, dan laporan resmi pemerintah untuk data nasional.

2. Data Sektoral
Laporan industri dan berita-berita dari detik, kontan, CNBC, investing dan lain-lain. Kamu bisa juga ambil data dari Bursa Efek Indonesia (IDX) yang lebih terpercaya.
3. Data Perusahaan
Kamu bisa lihat data laporan keuangan perusahaan dari situs resmi atau IDX Channel, Yahoo Finance dan Sekuritas.
Contoh Aplikasi Top Down Analysis
Dalam kasus ini kita kembali ke tahun 2020 pada saat pandemi COVID-19, sehingga terpuruknya saham Indonesia di bulan Maret 2020, mari kita coba analisa:
1. Analisis Makroekonomi
Pada saat pandemi masuk ke Indonesia, maka banyak orang yang jatuh sakit hingga meninggal dunia sehingga kegiatan ekonomi sedang tidak baik. Tidak hanya itu, ekonomi dunia dan Indonesia juga mengalami resesi yang dimana pertumbuhan ekonomi minus hingga 3 kuartal berturut-turut. Secara ekonomi memang tidak baik bukan berarti tidak ada peluang.

2. Analisis Sektoral
Dengan mengetahui adanya pandemi, maka kita bisa melirik sektor farmasi dengan asumsi banyak orang jatuh sakit hingga membutuhkan obat. Pada industri ini tentu saja tidak hanya menyasar pada orang sakit covid-19 namun juga mengakibatkan pada komplikasi pada penyakit lain. Oleh sebab itu, kita bisa pilih sektor farmasi dan sejenisnya dalam top down analysis.
3. Analisis Perusahaan
Investor bisa memilih perusahaan tiga atau lima teratas dalam industri farmasi. Penulis bisa sebutkan seperti KLBF, INDF, dan INAF yang memang terbukti kuat dalam hal fundamental di sektor ini. Penulis sendiri pada saat itu membeli saham INAF ketika crash maret 2020 lalu mendapatkan capital gain sebesar 500%. Sebenarnya simpel saja karena market cap INAF saat itu tidak sebesar KLBF dan INDF sehingga harga sahamnya bisa lebih perform dari pada lainnya.
Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Top Down Analysis
Adapun setiap strategi analisis memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut penjelasannya:
Kelebihan Top Down Analysis
Investor dapat memahami konteks besar sebelum analisis lebih mendalam. Mindset yang diperlukan memang untuk jangka panjang, sehingga kestabilan atau momentum sangat diperlukan. Selain itu investor juga mengurangi risiko dari pertimbangan faktor eksternal atau risiko jangka pendek. Cocok untuk kamu yang ingin berinvestasi jangka panjang.
Kelemahan Top Down Analysis
Tentu saja untuk analisa fundamental ini memerlukan banyak waktu dan sumber data yang dapat dipertanggung jawabkan. Seringkali investasi dijadikan pekerjaan sampingan, namun untuk analisa ini membutuhkan waktu dan diskusi bila diperlukan. Investor dapat mengabaikan potensi perusahaan kecil dengan manajemen dan fundamental yang tidak terkait dengan tren makro yang sedang terjadi.

Strategi dalam Menggunakan Top Down Analysis
Investor harus selalu update dengan berita ekonomi global dan nasional, untuk hal yang lebih pasti kamu bisa langganan berita-berita premium.
Fokus pada sektor yang sedang relevan, seperti saat ini ketika suku bunga sudah mulai diturunkan kamu bisa lirik pada sektor perbankan. Harapannya ketika suku bunga sudah mulai kecil, pembayaran kredit nasabah sudah mulai lancar dan tidak terjadi PHK dimana-mana.
Kombinasikan dengan analisa teknikal untuk memahami tren bisa menjadi salah satu opsi. Untuk memahami tren pergerakan harga dan tidak tertinggal oleh momentum.
Kesimpulan
Top Down Analysis adalah salah satu strategi yang kuat dalam memahami situasi dan kondisi pasar saham dari sudut pandang makro ekonomi hingga mikro ekonomi. Panduan ini memberikan kamu untuk memilih saham potensial berdasarkan analisa terhadap ekonomi, sektor dan perusahaan.
Bagi investor harus tetap update dengan situasi global saat ini untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Dengan mengikuti langkah-langkah diatas, kamu dapat meningkatkan peluang dalam investasi saham.
Tinggalkan Balasan