Press ESC to close

Panduan Lengkap: Analisa Teknikal untuk Pemula

Dalam perdagangan saham, ada dua metode utama untuk menganalisis pergerakan harga: analisis fundamental dan analisis teknikal. Sementara analisis fundamental mengacu pada kondisi perusahaan, laporan keuangan, dan parameter ekonomi berskala besar. Analisa teknikal hanya mengacu pada pergerakan harga dan volume perdagangan pasar.

Menurut Dr. Gema Goeyardi sebagai Master of Technical Analysis dan founder Astronacci mengatakan “Edukasi serta pemahaman yang tepat menjadi hal penting untuk sukses,” katanya.

Analisis teknikal mengacu pada gagasan bahwa harga saham memuat semua informasi yang tersedia, termasuk dari momentum dan sentimen. Daripada memeriksa laporan keuangan atau hasil perusahaan, analisa teknikal lebih tertarik pada pola harga, tren, dan indikator lainnya sebelum melakukan trading.

Mengapa Analisis Teknis Penting dalam Perdagangan?

Analisis teknikal adalah alat pengambilan keputusan utama bagi sebagian besar trader. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa metode ini penting:

  1. Mengidentifikasi Tren Pasar: Dengan menggunakan indikator teknikal dan pola grafik, trader dapat menentukan apakah saham sedang dalam bull run, bear run, atau sideways.
  2. Titik Masuk dan Keluar yang Optimal: Dengan mengetahui support dan resistance, seorang trader tahu di mana harus membeli (titik masuk) dan di mana harus menjual (titik keluar) untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan risiko.
  3. Dapat Digunakan di Berbagai Jangka Waktu: Analisis teknikal dapat digunakan di berbagai jangka waktu untuk trader jangka pendek (trading harian/day trade atau scalping) dan investor jangka panjang yang ingin masuk saat harga sedang dalam kondisi terbaiknya.
  4. Dapat Digunakan Secara Universal di Berbagai Pasar: Prinsip analisa teknikal tidak hanya terbatas pada pasar saham tetapi juga pada forex, mata uang kripto, komoditas, dan indeks pasar. Umumnya, analisa teknikal lebih digunakan pada perdagangan mata uang atau forex.

Siapa yang Dapat Menggunakan Analisa Teknikal ?

Analisa teknikal tidak hanya untuk trader profesional tetapi juga untuk pemula yang baru belajar cara trading di dunia. Beberapa kategori trader yang menggunakan analisa teknikal adalah:

  1. Day Trader dan Scalper: Trader yang ingin mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka waktu pendek sering menggunakan indikator teknikal untuk membuat keputusan cepat. Bahkan hanya hitungan detik sudah take profit atau loss
  2. Swing Trader: Pedagang yang menahan saham selama beberapa hari hingga minggu dan mencari momentum terbaik untuk masuk dan keluar pasar.
  3. Investor Jangka Panjang: Meskipun mereka lebih sering menggunakan analisa fundamental, investor juga dapat menggunakan analisa teknikal untuk menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham.

Artikel ini akan membawa kamu mempelajari dasar-dasar analisa teknikal, mulai dari definisi dan konsep dasar, jenis grafik yang digunakan, indikator teknikal, strategi trader berdasarkan analisa teknikal, dan kesalahan umum yang harus dihindari. Jika kamu seorang pemula yang ingin mempelajari analisa teknikal dengan istilah yang sederhana, mudah dipahami, dan dapat diterapkan, artikel ini akan menjadi titik awal kamu menjadi seorang trader.

Pengertian Analisa Teknikal

Analisa teknikal adalah metode untuk memprediksi harga saham berdasarkan pergerakan harga sebelumnya dan volume perdagangan. Teknik ini mengabaikan laporan keuangan dan kesehatan perusahaan secara keseluruhan dan hanya mempertimbangkan pola pergerakan harga di pasar.

Seorang trader percaya bahwa harga saham sudah memiliki semua faktor yang mempengaruhinya, dan dengan demikian, yang harus dipertimbangkan hanyalah bagaimana harga bereaksi pada grafik. Setelah pola dan tren diketahui, pedagang dapat menentukan waktu terbaik untuk menjual atau membeli saham.

Prinsip Dasar dalam Analisa Teknikal

Ada tiga prinsip dasar yang menjadi dasar analisa teknikal:

1. Harga Mengandung Semua Informasi

Dalam teori Efficient Market Hypothesis (EMH), semua informasi tentang saham, berita, laporan keuangan, sentimen, atau indikator ekonomi, diyakini melekat pada harga saham. Oleh karena itu, analisa teknikal tidak tertarik pada “mengapa” harga akan bergerak tetapi “bagaimana” harga akan bergerak di masa mendatang.

2. Tren Harga

Analisa teknikal didasarkan pada fakta bahwa harga saham tidak pernah diperdagangkan secara acak, tetapi dalam beberapa pola atau tren tertentu. Ini mungkin tren bullish, bearish, atau sideways. Dengan mendeteksi tren pada tahap awal, seorang trader dapat membuat keputusan cerdas tentang membeli atau menjual saham. Tentu saja seorang trader harus menerima resiko jika tren yang diprediksi berubah arah.

3. Sejarah Cenderung Berulang

Dalam analisa teknikal, pemahaman seseorang didasarkan pada anggapan bahwa pola pergerakan harga cenderung berulang seiring waktu. Ini karena pelaku pasar cenderung bertindak dengan cara psikologis yang sama ketika menghadapi kondisi tertentu. Oleh karena itu, pola dari harga sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa mendatang.

Perbedaan Antara Analisa Teknikal vs Analisa Fundamental

Analisa teknikal dan fundamental dapat membuat keputusan investasi menjadi lebih tepat. Tetapi masing-masing menggunakan pendekatan yang berbeda:

AspekAnalisa TeknikalAnalisa Fundamental
Fokus AnalisaPergerakan harga dan volume transaksiKinerja keuangan perusahaan, laporan laba-rugi, aset, dan utang
TujuanMemprediksi pergerakan harga saham berdasarkan pola historisMenentukan nilai intrinsik suatu saham
Digunakan OlehTrader jangka pendek (scalping, swing trading)Investor jangka panjang
Alat AnalisisGrafik harga, indikator teknikal (Moving Average, RSI, MACD)Laporan keuangan, rasio fundamental (PER, PBV, ROE)
Waktu Pengambilan KeputusanJangka pendek hingga menengahJangka menengah hingga panjang

Misalnya, investor fundamental akan memilih saham dengan memeriksa apakah perusahaan memiliki pertumbuhan laba yang berkualitas dan valuasi yang rendah. Seorang trader akan membeli saham hanya berdasarkan sinyal yang diberikan oleh grafik harga dan indikator teknikal lainnya, bahkan jika perusahaan tidak memiliki fundamental yang baik seperti saham GOTO.

Analisa teknikal merupakan alat yang ampuh bagi para trader untuk memahami pergerakan harga saham di pasar. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar analisa teknikal, bahwa harga mencerminkan semua informasi, tren harga, dan sejarah berulang dengan sendirinya. Para trader dapat lebih yakin dengan analisa mereka.

Nanti, kita akan membahas lebih mendalam jenis-jenis grafik yang digunakan dalam analisa teknikal dan cara membaca pola harga yang terbentuk.

Jenis Grafik dalam Analisa Teknikal

Salah satu aspek terpenting dari analisa teknikal adalah analisis pergerakan harga menggunakan grafik. Grafik harga memungkinkan trader untuk mengukur tren pasar, pola, dan potensi pergerakan di masa mendatang. Tiga jenis grafik utama yang banyak digunakan dalam analisa teknikal adalah:

1. Grafik Garis (Line Chart)

Grafik garis adalah bentuk paling dasar dari grafik harga saham. Grafik ini hanya menghubungkan harga penutupan dari periode ke periode untuk membuat garis yang menunjukkan arah harga secara keseluruhan.

contoh line chart

Kelebihan

  • Mudah dipahami dan dibaca oleh pengguna pemula.
  • Sangat cocok untuk memantau tren harga jangka panjang.

Kekurangan

  • Tidak mencerminkan detail yang luas tentang harga pembukaan, harga tertinggi, terendah, atau volume yang diperdagangkan.
  • Kurang cocok untuk analisis jangka pendek.

Contoh kasus penggunaan: Investor jangka panjang cenderung menyukai penggunaan grafik garis sehingga mereka dapat melihat tren umum suatu saham tanpa menyaksikan pergerakan harga harian.

2. Grafik Batang (Bar Chart)

Grafik batang memberikan informasi lebih banyak daripada grafik garis. Batang menunjukkan empat faktor harga untuk satu durasi:

Buka (O) → Harga awal

Tinggi (H) → Tertinggi

Terendah (L) → Terendah

Tutup (C) → Penutupan

contoh bar chart

Kelebihan

  • Memberikan informasi lebih lanjut tentang pergerakan harga.
  • Dapat digunakan untuk mengamati volatilitas harga dalam satu periode waktu.

Kekurangan

  • Kurang intuitif bagi pengguna baru karena bentuknya yang lebih rumit.
  • Sulit dibaca jika ada terlalu banyak batang.

Contoh penggunaan: Umumnya digunakan oleh trader untuk mengamati volatilitas harga harian dan tren harga jangka pendek.

3. Grafik Candlestick

Grafik candlestick paling umum digunakan oleh pedagang karena menunjukkan informasi yang sama seperti grafik batang tetapi lebih efektif.

contoh candlestick

Setiap candlestick terdiri dari badan dan ekor (bayangan):

  • Badan candlestick menunjukkan selisih harga antara penutupan dan pembukaan.
  • Ekor atas dan bawah menunjukkan harga tertinggi dan terendah pada periode tersebut.

Warna candlestick menunjukkan arah sentimen pasar:

  • Hijau atau putih → Harga sedang naik (bullish).
  • Merah atau hitam → Harga sedang turun (bearish).

Kelebihan

  • Mudah dibaca dan menunjukkan pesan pasti tentang temperamen pasar.
  • Membantu mengidentifikasi pola harga yang sering berulang.

Kekurangan

  • Memerlukan pengetahuan tentang pola candlestick untuk penggunaan praktis.
  • Dapat menghasilkan sinyal yang salah jika digunakan tanpa konfirmasi oleh indikator lain.

Jenis Pola Candlestick

Dalam analisa teknikal, pola candlestick biasanya digunakan untuk memprediksi pergerakan harga. Beberapa pola candlestick yang paling dikenal luas adalah:

  1. Bullish Engulfing → Pembalikan bullish.
  2. Bearish Engulfing → Pembalikan bearish.
  3. Doji → Ketidakpastian di pasar sering kali menyebabkan perubahan tren.
  4. Hammer → Kemungkinan pembalikan harga dari turun ke naik.
  5. Bintang Jatuh → Kemungkinan indikasi pembalikan harga dari atas ke bawah.

Cara Membaca Pola Candlestick

Untuk memanfaatkan candlestick dengan benar, berikut ini perlu diketahui oleh para trader:

  1. Konfirmasi pola: Jangan hanya mengandalkan satu candlestick saja, tunggu candlestick berikutnya untuk memastikan terbentuknya pola.
  2. Periksa volume transaksi: Volume yang lebih banyak dalam pola candlestick akan memperkuat sinyal yang diberikan.
  3. Manfaatkan indikator lain: Terapkan dengan bantuan indikator seperti RSI atau Moving Average untuk memverifikasi sinyal.

Pengetahuan tentang grafik apa yang bisa kamu gunakan dalam analisa teknikal sangat penting untuk menginterpretasikan pergerakan harga saham dengan lebih akurat. Untuk meminimalisir resiko, kamu bisa gunakan time frame yang agak panjang, seperti mingguan atau bulanan.

Indikator dan Alat Analisa Teknikal

Dalam analisa teknikal, indikator digunakan untuk membantu trader mengidentifikasi tren, momentum, volatilitas, dan volume pergerakan harga saham. Indikator ini bisa digunakan secara mandiri atau dikombinasikan untuk meningkatkan akurasi keputusan trading. Berikut beberapa indikator teknikal yang paling penting:

1. Indikator Tren (Trend Indicators)

Indikator tren digunakan untuk menentukan arah pergerakan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Berikut ada dua indikator tren yang bisa kamu gunakan:

a. Moving Average (SMA & EMA)

    Simple Moving Average (SMA) yaitu menghitung rata-rata harga dalam periode tertentu. Sedangkan Exponential Moving Average (EMA) memberikan bobot lebih pada harga terbaru, sehingga lebih responsif terhadap perubahan harga. Saya pribadi lebih menyukai menggunakan EMA karena lebih akurat dalam pembentukan sebuah harga.

    contoh simple moving average

    Kegunaan: Mengidentifikasi tren dan menentukan level support/resistance dinamis.

    b. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

      Terdiri dari dua garis moving average dan histogram yang menunjukkan kekuatan tren.

      contoh macd

      Kegunaan: Menentukan perubahan tren dan mencari sinyal beli/jual berdasarkan persilangan garis MACD.

      2. Indikator Momentum

      Indikator ini mengukur kekuatan pergerakan harga dan membantu trader mengetahui apakah saham sedang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).

      a. RSI (Relative Strength Index)

        Mengukur kekuatan trend harga dengan skala 0-100. RSI di atas 70 berarti saham overbought (potensi turun), sedangkan di bawah 30 berarti oversold (potensi naik).

        indikator rsi di saham bbri

        RSI menjadi salah satu indikator favorit saya untuk mengetahui seberapa kuat double bottom bertahan sebelum terjadinya rebound.

        b. Stochastic Oscillator

          Mirip dengan RSI, tetapi lebih sensitif terhadap perubahan harga. Membantu mengidentifikasi potensi pembalikan harga dalam jangka pendek.

          indikator stochastic di saham BBRI

          Sebenarnya indikator ini kurang lebih sama cara kerjanya dengan RSI, sehingga saya sendiri lebih memilih RSI dengan tampilan yang lebih singkat.

          3. Indikator Volatilitas

          Indikator ini mengukur seberapa besar fluktuasi harga saham dalam periode tertentu.

          a. Bollinger Bands

            Terdiri dari tiga garis: garis tengah (SMA) dan dua garis luar sebagai batas volatilitas. Jika harga mendekati garis atas, menandakan sebuah harga saham memasuki overbought. Sebaliknya, jika mendekati garis bawah, menandakan harga saham memasuki oversold. Berikut penampilan dari indikator Bollinger Bands.

            Indikator Bollinger Bands di Stockbit

            b. ATR (Average True Range)

              Mengukur volatilitas harga tanpa menunjukkan arah tren. Semakin tinggi ATR, semakin besar potensi pergerakan harga dalam satu periode.

              4. Indikator Volume

              Volume transaksi adalah faktor penting dalam analisa teknikal karena mencerminkan kekuatan pergerakan harga.

              a. OBV (On-Balance Volume)

                Mengukur akumulasi dan distribusi saham berdasarkan volume transaksi. Jika OBV naik bersamaan dengan harga, tren dianggap kuat, jika tidak, bisa menjadi sinyal pelemahan tren.

                b. Volume Analysis

                  Trader menggunakan volume untuk mengonfirmasi tren harga. Volume yang meningkat saat harga naik menunjukkan tren bullish yang kuat.

                  Analisis Volume di Saham BBRI

                  Indikator teknikal membantu trader dalam mengidentifikasi tren, momentum, volatilitas, dan volume. Kombinasi beberapa indikator bisa meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan trading.

                  Pada sesi selanjutnya, kita akan membahas konsep dasar dalam analisa teknikal, termasuk support dan resistance serta pola pergerakan harga.

                  Konsep Dasar dalam Analisa Teknikal

                  Dalam analisa teknikal, ada beberapa konsep dasar yang wajib dipahami untuk membantu trader mengambil keputusan yang lebih baik. Dua konsep paling penting adalah support dan resistance serta tren pergerakan harga.

                  1. Support dan Resistance

                  Support adalah level harga di mana tekanan beli cukup kuat untuk mencegah harga turun lebih jauh. Sebaliknya, resistance adalah level di mana tekanan jual cukup besar untuk menghentikan kenaikan harga.

                  Cara Menentukan Support dan Resistance

                  Gunakan historical price levels (harga sebelumnya yang sering menjadi titik balik). Tentukan area-area mana saja yang memiliki jumlah pembelian yang cukup banyak. Kamu bisa cek pada gambar dibawah ini dalam menentukan support dan resistance.

                  contoh support dan resistance di saham jpfa

                  Gunakan Moving Average sebagai support atau resistance dinamis. Saya pribadi menggunakan EMA sebagai support dengan rentang waktu 32 hari. Hal ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 60% yang berarti dari 10 kali percobaan, memiliki keberhasilan 6 kali dan kegagalan 4 kali.

                  Berikut saya praktekkan cara mencari support dengan menggunakan EMA 32. Kamu bisa lihat gambar dibawah:

                  contoh dynamic support untuk saham JPFA

                  Bisa kamu perhatikan, ketika harga menyentuh garis EMA 32 maka tidak butuh waktu lama saham akan rebound. Perlu kamu ingat, teknik dynamic support ini hanya cocok untuk saham yang mengalami uptrend.

                  Peran Psikologi Pasar dalam Support dan Resistance

                  Semakin sering harga menyentuh level support atau resistance tanpa menembusnya, semakin kuat level tersebut. Jika harga berhasil menembus resistance, level tersebut bisa berubah menjadi support baru, begitu juga sebaliknya. Akan lebih baik jika terdapat sebuah pola, sehingga bisa menggunakan support dan resistance menjadi lebih akurat dan tepat.

                  2. Tren dan Pola Pergerakan Harga

                  Pergerakan harga dalam analisa teknikal dibagi menjadi tiga jenis tren utama:

                  1. Uptrend (Tren Naik): Harga membentuk puncak dan lembah yang semakin tinggi.
                  2. Downtrend (Tren Turun): Harga membentuk puncak dan lembah yang semakin rendah.
                  3. Sideways (Mendatar): Harga bergerak dalam kisaran tertentu tanpa arah jelas.

                  Cara Mengidentifikasi Tren

                  Gunakan trendline untuk melihat arah pergerakan harga. Saya pribadi juga ikut mengukur ekor yang panjang di setiap candlesticknya. Meskipun terdapat sebuah anomali, tetapi biasanya lebih akurat dibandingkan hanya mengukur badannya saja.

                  Gunakan Moving Average untuk menentukan trend jangka pendek dan jangka panjang. Kamu bisa menggunakan EMA 8 dan EMA 21. Apabila garis EMA 8 berada di atas garis EMA 21, menandakan tren sedang bullish.

                  3. Breakout dan False Breakout

                  Breakout terjadi saat harga menembus level support atau resistance dengan volume tinggi. Namun, sering terjadi false breakout, di mana harga kembali ke level sebelumnya setelah seolah-olah menembus batas tersebut.

                  Cara Mengenali Breakout yang Valid

                  Banyak trader pemula seringkali mengabaikan volume transaksi saat terjadi breakout. Padahal, volume yang tinggi adalah salah satu indikator utama bahwa breakout tersebut valid. Jika harga menembus resistance atau support tanpa peningkatan volume, ada kemungkinan besar itu hanyalah false breakout, di mana harga kembali ke level sebelumnya.

                  Kesalahan lain adalah masuk posisi terlalu cepat tanpa konfirmasi. Trader yang terburu-buru sering kali langsung membeli atau menjual begitu harga tampak menembus level penting, tanpa menunggu candle penutupan atau sinyal tambahan dari indikator seperti RSI atau MACD. Akibatnya, mereka bisa terjebak dalam pergerakan harga yang berbalik arah.

                  Selain itu, tidak menggunakan stop-loss juga menjadi kesalahan fatal. Breakout yang gagal bisa berujung pada kerugian besar jika trader tidak memiliki batasan kerugian yang jelas. Menentukan stop-loss di bawah resistance yang baru ditembus (untuk posisi beli) atau di atas support yang baru ditembus (untuk posisi jual) dapat membantu melindungi modal kamu dari pergerakan harga yang tidak terduga. Berikut saya praktekkan bagaimana kamu mengetahui dengan pasti bahwa harga sudah breakout.

                  contoh chart buy on breakout

                  Penembusan harga dengan diikuti volume yang tinggi maka kemungkinan besar bahwa memang harga tersebut akan terbang. Seperti kamu lihat pada lingkaran warna putih, meyakinkan bahwa memang harga akan terbang tinggi.

                  Memahami support dan resistance, tren harga, serta breakout sangat penting dalam analisa teknikal. Dengan mengidentifikasi tren dan titik-titik penting pada grafik, trader bisa meningkatkan akurasi prediksi harga. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas strategi trading berdasarkan analisa teknikal, termasuk scalping, swing trading, dan trend following.

                  Strategi Trading Berdasarkan Analisa Teknikal

                  Setelah memahami konsep dasar analisa teknikal, langkah berikutnya adalah menerapkannya dalam strategi trading. Ada berbagai strategi yang bisa digunakan, tergantung pada gaya trading dan jangka waktu yang kamu inginkan. Berikut beberapa strategi trading populer yang berbasis analisa teknikal:

                  1. Scalping Trading

                  Scalping adalah strategi jangka pendek yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan kecil dalam waktu cepat. Trader scalping biasanya masuk dan keluar dari pasar dalam hitungan menit bahkan detik.

                  Bagaimana Cara Kerja Scalping?

                  Trader scalping biasanya menggunakan time frame kecil, seperti 1 hingga 5 menit, untuk mengidentifikasi peluang beli dan jual dengan cepat. Karena strategi ini mengandalkan volatilitas pasar, scalper lebih memilih saham dengan likuiditas tinggi dan spread yang kecil, sehingga eksekusi order bisa dilakukan dengan cepat tanpa mengalami slippage besar.

                  Untuk menentukan titik masuk dan keluar, scalper menggunakan indikator teknikal seperti Moving Average untuk mengidentifikasi tren. Stochastic Oscillator untuk melihat kondisi overbought dan oversold, serta Bollinger Bands untuk mengukur volatilitas harga. Dengan kombinasi indikator ini, trader bisa mengambil posisi dalam hitungan menit dan keluar dengan keuntungan kecil sebelum harga berbalik arah.

                  contoh orderbook untuk scalping

                  Namun, karena frekuensi trading yang tinggi, scalping membutuhkan disiplin, eksekusi yang cepat, dan manajemen risiko yang ketat agar tetap menguntungkan dalam jangka panjang.

                  2. Swing Trading

                  Swing trading bertujuan untuk menangkap momentum harga dalam beberapa hari hingga minggu. Trader swing biasanya mencari titik masuk ketika harga mengalami pullback dalam tren yang lebih besar.

                  Contoh Strategi Swing Trading

                  Dalam strategi swing trading, trader mencari peluang untuk masuk saat harga mengalami pullback dalam tren yang lebih besar. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah dengan Moving Average (MA) 50 dan 200. Jika MA 50 berada di atas MA 200, maka tren utama dianggap bullish, dan trader mencari peluang beli saat harga mendekati support. Untuk mengonfirmasi momentum, RSI dan MACD digunakan. Jika RSI berada di bawah 30 (oversold) dan MACD menunjukkan crossover bullish, maka ini menjadi sinyal kuat untuk membeli. Sebaliknya, jika RSI di atas 70 dan MACD mengarah ke bawah, ini bisa menjadi sinyal jual.

                  Saya akan praktikan bagaimana cara menggunakan strategi swing trading dengan indikator tersebut. Pada kesempatan ini saya menggunakan aplikasi TradingView dari Stockbit. Untuk kamu yang tidak memiliki aplikasi stockbit, bisa daftar dan masuk ke dalam situs TradingView dengan fitur gratisnya. Tetapi, indikator yang bisa dipakai hanya maksimal 2 indikator untuk versi yang gratis.

                  cara menggunakan swing trading

                  Pada saham JPFA sedang mengalami koreksi pada tren yang bullish. Sehingga kamu cari support dan area mana yang memiliki permintaan yang tinggi. Pada gambar diatas, terdapat 2 support yang bisa digunakan yaitu sebuah resistance yang tembus dan menjadi support dan dynamic support yang terbentuk dari EMA 200. Sangat akurat bukan? Jadi di harga 1455 merupakan titik terbawah.

                  Tidak hanya itu, indikator RSI sudah menunjukan dibawah 30 yang menandakan bahwa tekanan penjual sudah terjadi sangat besar dan mulai jenuh. Oleh sebab itu, ini bisa dijadikan sebagai titik terbawah dan termurah bagi seorang trader. Lalu di harga berapa saya bisa menjual? Kamu bisa mencari titik resistance sebelumnya yaitu diharga, 1745 maka potensi keuntungannya adalah 20%.

                  cara mencari titik resistance untuk take profit

                  Selain itu, trader menentukan stop-loss di bawah support untuk membatasi risiko jika harga berbalik arah dan take profit di dekat resistance untuk mengamankan keuntungan sebelum harga berpotensi berbalik arah.

                  3. Trend Following

                  Trend Following adalah strategi yang berfokus pada mengikuti tren pasar yang sudah terbentuk dan memanfaatkan momentum jangka panjang. Trader yang menggunakan strategi ini percaya bahwa tren yang kuat cenderung berlanjut daripada berbalik arah secara tiba-tiba. Salah satu metode paling populer dalam trend following adalah menggunakan Moving Average Crossover, yaitu kombinasi Exponential Moving Average (EMA) 50 dan EMA 200.

                  Ketika EMA 50 melintasi EMA 200 dari bawah ke atas, ini disebut Golden Cross, yang merupakan sinyal beli karena mengindikasikan awal tren naik yang kuat. Sebaliknya, jika EMA 50 melintasi EMA 200 dari atas ke bawah, ini disebut Death Cross, yang merupakan sinyal jual karena menunjukkan kemungkinan tren turun berlanjut.

                  Selain itu, trader sering menggunakan ADX (Average Directional Index) untuk mengukur kekuatan tren. Jika nilai ADX di atas 25, tren dianggap cukup kuat untuk diikuti. Dengan strategi ini, trader masuk posisi saat harga berada di atas EMA 50 untuk tren naik dan di bawah EMA 50 untuk tren turun, memastikan mereka hanya bertransaksi dalam arah tren utama.

                  4. Breakout Trading

                  Strategi ini mencari peluang saat harga menembus level support atau resistance dengan volume tinggi.

                  Cara Mengidentifikasi Breakout yang Valid

                  Breakout yang valid biasanya ditandai dengan peningkatan volume transaksi yang signifikan. Jika harga menembus level resistance atau support tanpa adanya kenaikan volume, ada kemungkinan besar bahwa breakout tersebut hanya sementara atau false breakout. Selain itu, Bollinger Bands dapat digunakan untuk mengidentifikasi tekanan harga sebelum breakout terjadi.

                  Jika harga bergerak dalam kisaran yang semakin sempit, ini bisa menjadi indikasi bahwa pergerakan besar akan segera terjadi. Untuk memastikan keakuratan breakout, trader sebaiknya menunggu konfirmasi candle setelah harga menembus resistance atau support sebelum mengambil keputusan masuk pasar.

                  Kapan Masuk dan Keluar dari Pasar?

                  Waktu masuk terbaik adalah setelah harga benar-benar menembus level resistance dengan volume tinggi, karena ini menunjukkan bahwa tren baru sedang terbentuk. Jika breakout terjadi tanpa peningkatan volume atau candle konfirmasi, ada kemungkinan besar harga akan kembali ke level sebelumnya. Sebaliknya, keluar dari pasar harus dilakukan jika harga kembali ke bawah resistance, yang mengindikasikan bahwa breakout yang terjadi adalah false breakout.

                  Untuk menghindari kerugian besar, trader juga dapat menentukan stop-loss sedikit di bawah resistance lama untuk membatasi risiko.

                  5. Divergence Trading

                  Strategi ini menggunakan indikator teknikal seperti RSI dan MACD untuk mendeteksi perbedaan antara harga dan momentum.

                  Cara Mengenali Divergence

                  Divergence terjadi ketika pergerakan harga tidak selaras dengan indikator teknikal, seperti RSI atau MACD. Bullish divergence terjadi saat harga mencetak lower low, tetapi indikator RSI atau MACD justru membentuk higher low. Ini menandakan bahwa momentum penurunan melemah, sehingga ada potensi pembalikan ke atas (sinyal beli).

                  Sebaliknya, bearish divergence muncul ketika harga membuat higher high, tetapi indikator membentuk lower high, yang menunjukkan melemahnya momentum kenaikan dan potensi pembalikan turun (sinyal jual).

                  Dalam praktiknya, trader bisa mencari bullish divergence ketika RSI berada di bawah 30, menandakan kondisi oversold dan kemungkinan pembalikan harga. Untuk validasi tambahan, trader dapat menggunakan MACD histogram, di mana pelemahan momentum bearish dapat menjadi konfirmasi bahwa harga akan segera berbalik naik.

                  contoh divergence pada saham JPFA

                  Dengan memahami konsep ini, trader dapat mengantisipasi potensi pembalikan tren dan mengambil posisi yang lebih akurat dalam trading mereka.

                  Setiap strategi trading memiliki kelebihan dan kekurangan. Trader harus memilih strategi yang sesuai dengan gaya trading, toleransi risiko, dan time frame yang digunakan.

                  Tools dan Software untuk Analisa Teknikal

                  Dalam analisa teknikal, pemilihan tools dan software yang tepat sangat penting untuk membantu trader mengamati grafik harga, menggunakan indikator teknikal, serta melakukan backtesting strategi trading. Berikut beberapa platform yang sering digunakan:

                  1. TradingView

                  TradingView adalah salah satu platform analisa teknikal paling populer di kalangan trader dan investor. Dengan antarmuka berbasis web yang user-friendly, platform ini memungkinkan pengguna untuk mengakses grafik harga dengan berbagai indikator teknikal serta alat gambar yang mendukung analisa mendalam.

                  Salah satu fitur unggulannya adalah social trading, di mana trader dapat berbagi ide, strategi, dan analisis dengan komunitas global. Hal ini membuat TradingView tidak hanya berguna sebagai alat analisis tetapi juga sebagai sumber belajar bagi pemula.

                  aplikasi trading view

                  Namun, beberapa fitur canggih seperti screener saham lanjutan dan indikator khusus hanya tersedia bagi pengguna premium yang berlangganan. Meskipun demikian, dengan tampilan intuitif dan aksesibilitasnya yang luas, TradingView menjadi pilihan utama bagi trader dari berbagai level. Baik pemula maupun profesional, yang ingin menganalisis saham, forex, atau cryptocurrency secara real-time.

                  2. MetaTrader 4 dan  5 (MT4/MT5)

                  MetaTrader 4 (MT4) dan MetaTrader 5 (MT5) adalah platform trading yang paling banyak digunakan oleh trader di seluruh dunia, terutama di pasar forex dan saham. Kedua platform ini menawarkan berbagai alat analisa teknikal, termasuk indikator bawaan, grafik, dan kemampuan untuk menambahkan indikator custom.

                  Salah satu fitur unggulannya adalah trading otomatis, di mana kamu dapat mengembangkan atau menggunakan Expert Advisors (EA) untuk melakukan trading secara otomatis berdasarkan parameter tertentu. Selain itu, fitur backtesting memungkinkan trader untuk menguji strategi mereka dengan data historis sebelum menerapkannya dalam kondisi pasar nyata.

                  Meskipun memiliki fitur canggih, tampilan antarmuka MT4 dan MT5 dianggap kurang modern dibandingkan platform berbasis web seperti TradingView. Namun, bagi trader yang membutuhkan eksekusi cepat dan ingin mengotomatisasi strategi trading mereka, MetaTrader tetap menjadi pilihan utama. Saya sendiri tidak menggunakan MetaTrader karena dari segi tampilan sangat lawas.

                  3. Amibroker

                  Amibroker adalah salah satu software analisa teknikal yang populer di kalangan trader profesional. Dengan fitur backtesting yang canggih, Amibroker memungkinkan kamu untuk menguji strategi trading berdasarkan data sebelumnya, sebelum diterapkan di pasar nyata. Keunggulan lainnya adalah kemampuan untuk membuat indikator dan strategi bisa di custom menggunakan bahasa pemrograman AFL (Amibroker Formula Language), sehingga cocok bagi trader yang ingin melakukan analisis lebih mendalam.

                  Namun, software ini berbayar dan membutuhkan sedikit pemahaman pemrograman agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. Bagi trader yang serius mendalami analisa teknikal dan ingin mengembangkan strategi otomatis, Amibroker bisa menjadi pilihan yang sangat powerful.

                  Pemilihan software yang tepat bergantung pada kebutuhan kamu. TradingView cocok untuk pemula, MetaTrader baik untuk trading otomatis, dan Amibroker lebih cocok untuk analisis mendalam.

                  Manajemen Risiko dalam Trading

                  Salah satu faktor paling krusial dalam trading adalah manajemen risiko. Banyak trader pemula terlalu fokus mencari keuntungan, tetapi mengabaikan strategi untuk melindungi modal mereka. Tanpa manajemen risiko yang baik, bahkan strategi trading terbaik pun bisa berujung pada kerugian besar.

                  1. Tentukan Ukuran Lot dan Leverage yang Tepat

                  Money management dalam trading adalah strategi untuk mengelola modal agar tetap bertahan dalam jangka panjang, bahkan saat menghadapi periode kerugian. Tanpa money management yang baik, seorang trader bisa kehilangan seluruh modalnya hanya dalam beberapa transaksi buruk.

                  Salah satu prinsip utama dalam money management adalah membatasi risiko per transaksi, yaitu dengan tidak mempertaruhkan lebih dari 1-2% dari total modal. Selain itu, trader perlu menggunakan position sizing, yaitu menentukan ukuran lot yang sesuai dengan modal dan tingkat toleransi risiko masing-masing.

                  Penggunaan leverage yang berlebihan juga harus dihindari karena dapat memperbesar keuntungan, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian secara signifikan. Dengan menerapkan money management yang disiplin, trader dapat menjaga modalnya tetap aman dan bertahan dalam jangka panjang di dunia trading. Saya sendiri selalu menggunakan 10% dari modal trading untuk setiap kali satu posisi.

                  2. Tentukan Target Profit dan Stop-Loss

                  Risk-Reward Ratio (RRR) adalah perbandingan antara potensi keuntungan dan risiko yang diambil dalam setiap transaksi. Dengan menetapkan RRR yang jelas, trader dapat memastikan bahwa potensi keuntungan selalu lebih besar dibandingkan potensi kerugian.

                  Misalnya, dengan menggunakan rasio 1:2, jika trader bersedia mengambil risiko Rp100.000, maka target keuntungannya setidaknya harus Rp200.000. Selain itu, menempatkan stop-loss di bawah support atau di atas resistance membantu menghindari kerugian besar jika harga bergerak berlawanan.

                  Untuk mengoptimalkan keuntungan, trailing stop dapat digunakan agar profit yang sudah diperoleh tetap terjaga meskipun terjadi pembalikan harga. Dengan menerapkan strategi ini secara disiplin, trader bisa meningkatkan profitabilitas dalam jangka panjang dan mengurangi risiko kerugian besar.

                  3. Mengendalikan Emosi dalam Keputusan Trading

                  Dalam trading, keputusan yang diambil dengan emosi sering kali berujung pada kerugian. Ketakutan dapat membuat trader keluar dari posisi terlalu cepat, sementara keserakahan bisa menyebabkan mereka mempertahankan posisi terlalu lama atau masuk pasar tanpa analisa yang matang. Oleh karena itu, disiplin dalam mengikuti strategi sangat penting.

                  Salah satu cara untuk mengontrol emosi adalah menghindari overtrading, yaitu masuk terlalu banyak posisi dalam waktu singkat tanpa pertimbangan yang jelas. Selain itu, trader harus memiliki rencana trading yang terstruktur, termasuk kapan masuk dan keluar dari pasar, serta batas risiko yang dapat diterima. Dengan mengikuti aturan yang telah dibuat sebelumnya, trader dapat menghindari keputusan impulsif yang didasarkan pada perasaan, bukan analisa yang rasional.

                  Kesimpulan

                  Analisa teknikal merupakan alat yang sangat berguna bagi trader dalam memahami pola pergerakan harga saham dan mengambil keputusan yang lebih terukur. Dengan memahami prinsip dasar analisa teknikal, trader dapat mengenali tren pasar dan mengantisipasi pergerakan harga berdasarkan pola yang telah terbentuk sebelumnya. Jenis grafik, seperti candlestick, menjadi pondasi dalam membaca pergerakan harga, sementara indikator teknikal membantu memperjelas sinyal beli dan jual. Berbagai strategi trading, mulai dari scalping hingga trend following, memberikan opsi yang dapat disesuaikan dengan gaya trading masing-masing individu. Namun, tanpa manajemen risiko yang baik, seperti pengelolaan modal dan kontrol emosi, bahkan strategi terbaik sekalipun bisa berakhir dengan kerugian. Dengan memahami semua aspek ini, trader dapat meningkatkan peluang sukses dalam trading secara lebih konsisten dan sistematis.

                  Silahkan teman-teman pelajari, saya cuman bisa bilang kalau trading tidak bisa membuat kamu kaya. Karena modal yang digunakan tidak bisa full power seperti orang yang berinvestasi.

                  Semoga dengan adanya artikel dari Ruang Belajar Investasi membuat kamu menjadi lebih mengerti akan potensi keuntungan dan kerugian sebagai seorang trader.

                  Referensi Jurnal

                  https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jbmstr/article/download/51602/75676591635

                  https://jurnalfebi.iainkediri.ac.id/index.php/almuhasib/article/download/186/185

                  https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/sosebi/article/view/8622

                  https://jim.unisma.ac.id/index.php/jra/article/download/20144/pdf

                  Essa Faizal

                  Telah berpengalaman 7 tahun di pasar modal dan juga memiliki latar belakang sebagai Engineer tetapi menyukai bidang keuangan dan marketing.

                  Tinggalkan Balasan

                  Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *